Minggu, 03 Mei 2009

KETENANGAN JIWA

KETENANGAN JIWA

Ketenangan jiwa adalah sumber bagi kebahagiaan. Seseorang individu tidak akan mengalami perasaan yang bahagia sekiranya jiwanya tidak tenang.Hakikat perjalanan hidup yang dilayari, semakin jauh direntasi maka semakin banyak peristiwa yang dihadapi. Banyak persoalan kehidupan yang menyebabkan manusia merasa bimbang, resah dan gundah. Tanggung jawab juga semakin banyak yang perlu dilaksanakan dan menyebabkan pemikiran manusia perlu memikirkan bagaimana ia perlu dilaksanakan selain persoalan-persoalan yang perlu dijawab. Setiap individu secara relatifnya memiliki banyak tanggungjwab berbanding dengan nisbah kemampuannya dari segi tenaga, masa dan material.
Dengan adanya ketenangan jiwa akan memudahkan seseorang itu mengingat Allah dan melakukan ibadah kepadanya senantiasa untuk menyembah Allah SWT.Hal ini ditegaskan dalam Al Quran surat al-Zariyat ayat 56








Artinya Dan ingatlah Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mereka
menyembah dan beribadah kepadaku S.Al Zariyat 56
Sebagai orang islam kita hendaklah memahami jalan-jalan yang mesti diikuti dalam mencari hiburan.Al Qur an mengingatkan kita bahwa orang yang mengutamakan perkara-perkara yang sia-sia dan hiburan yang melalaikan akan mendapat adzab yang menghinakan.

Ketenangan jiwa yang hakiki sebenarnya adalah anugerah yang diturunkan oleh Allah s.w.t. dan terserap ke dalam hati-hati orang yang beriman. Ketenangan jiwa bagi orang-orang yang beriman menjadikan mereka mempunyai hati yang teguh dan mantap berbanding dengan orang lain yang mengalami kegoncangan perasaan.

Gabungan ketenangan dan keimanan yang terletak di dalam hati seseorang akan mewujudkan keyakinan yang tinggi pada ketika orang lain mengalami perasaan ragu-ragu dan syak wasangka. Gabungan ini juga akan menghasilkan kesabaran dan ketabahan yang jitu pada ketika orang lain mengalami keluh kesah.
Ketenangan seperti inilah yang dimiliki oleh Rasulullah s.a.w. ketika baginda berhijrah bersama sahabat baginda Saydina Abu Bakar Al-Siddiq. Tidak ada perasaan cemas, berduka cita, kebimbangan atau sebagainya. Dan keadaan mereka berdua ini disebut dalam firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

"Sesungguhnya Allah telah menolongnya (Muhammad), ketika orang-orang kafir mengusirnya, mereka hanya berdua sahaja ketika mereka berada di dalam gua. Pada kala itu dia berkata kepada temannya: Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Allah bersama kita.

Maka, kebahagiaan dan ketenangan yang hakiki tidak akan berlaku kepada manusia yang tidak mengenal dirinya dan tidak mengenal Tuhannya. Allah swt telah berfirman yang seiringan dengan hal ini yang firman itu bermaksud;

"Orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah melupakan mereka terhadap dirinya sendiri."

Bagi orang yang beriman juga, dia meyakini bahawa penciptaan dirinya bukanlah suatu perkara yang sia-sia. Penciptaan setiap manusia itu sendiri merupakan suatu nikmat yang tiada terperi dan kewajipannya pula adalah untuk menegakkan hukum dan keadilan di tengah umat manusia.

Namun demikian, bagi mereka yang tidak beriman, sentiasa diselimuti kegelapan batin, kehairanan dan berada dalam keadaan yang ragu. Persepsi mereka terhadap kehidupan sangat kabur, mencemaskan dan menakutkan. Keadaan ini akan mengakibatkan kegelisahan yang berulang-ulang dan semakin menebal. Pendirian golongan ini juga tidak tetap, tidak tegas dan tidak meyakinkan.

Keadaan mereka yang tidak meyakinkan, tidak akan berubah selagi mereka tidak mengusahakan diri mereka untuk mencapai keimanan. Allah berfirman yang antaranya bermaksud;

"Dan sesiapa yang membelakang (menyangkal) dari mengingati Aku (Allah), sudah tentu akan memperoleh kehidupan yang sukar dan sempit. Kami akan mengumpulkan mereka nanti pada hari Kiamat menjadi orang buta. Dia berkata: Wahai Tuhanku! Mengapa aku Engkau kumpulkan menjadi orang yang buta, sedangkan ketika aku di dunia aku seorang yang mampu melihat? Maka Allah pun menjawab: Begitulah! Keterangan-keterangan Kami telah datang kepadamu, tetapi engkau melupakan (engkau tidak mempedulikan). Dan begitulah pada hari ini, engkau Kami tidak endahkan pula."
Pendirian yang meyakinkan dan tegas sebagaimana pendirian tegas orang-orang yang beriman hanya lahir apabila manusia menjadikan al-Qur'an sebagai sumber kehidupan dan sunnah Rasulullah sebagai mekanismenya.



Selain itu juga orang yang beriman yang dianugerahi ketenangan jiwa adalah disebabkan dia amat mengetahui dan meyakini bahwa dia tidak sekali-kali atau barang sedetik dalam keadaan terpencil dan terasing. Dia merasa bahwa Tuhan Maha Pencipta berada amat hampir dengan diri dan hatinya. Walau di mana dia berada, dia akan sentiasa merasakan bahwa Tuhan berada di sampingnya, dia amat meyakini dengan sebuah firman Allah yang berbunyi:
"Timur dan Barat itu kepunyaan Allah. Sebab itulah, ke mana saja kamu menghadapkan mukamu, maka di situlah wajah Allah. Sesungguhnya, Allah itu luas kurnianya dan Maha Mengetahui."

Dan Allah swt juga berfirman;
"Dia (Allah) ada bersama kamu di mana saja kamu berada, dan Allah itu melihat dengan terang apa yang kamu lakukan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar